Untuk mendeteksi api lilin pada Arduino, sensor yang paling umum digunakan adalah sensor deteksi api IR (Infrared Flame Sensor). Sensor ini dirancang khusus untuk mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh api.
Cara Kerja Sensor Deteksi Api
Sensor ini bekerja dengan mendeteksi gelombang cahaya inframerah yang memiliki panjang gelombang antara 760 nm hingga 1100 nm, yang merupakan karakteristik dari api. Sensor ini sering kali terdiri dari fototransistor inframerah yang sangat sensitif terhadap spektrum cahaya inframerah.
Ketika ada api, fototransistor ini akan mendeteksi radiasi IR dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal ini kemudian diolah oleh sirkuit pada modul sensor untuk menghasilkan output digital (HIGH atau LOW) atau output analog.
Jenis Output
Sensor deteksi api umumnya memiliki dua jenis output:
Output Digital (D0): Pin ini memberikan sinyal biner: HIGH ketika tidak ada api yang terdeteksi, dan LOW ketika api terdeteksi. Ini sangat berguna untuk proyek sederhana yang hanya perlu mengetahui apakah api ada atau tidak, misalnya untuk mengaktifkan alarm.
Output Analog (A0): Pin ini menghasilkan nilai analog (biasanya antara 0 hingga 1023 pada Arduino) yang bervariasi tergantung pada intensitas radiasi IR yang terdeteksi. Nilai yang lebih rendah menunjukkan intensitas api yang lebih tinggi atau jarak yang lebih dekat. Output ini memungkinkan kamu untuk mengukur "seberapa besar" api tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
Sangat sensitif terhadap api dan panas.
Mudah digunakan dengan mikrokontroler seperti Arduino.
Harganya relatif murah.
Kekurangan:
Sensitif terhadap sumber inframerah lain, seperti cahaya matahari, lampu pijar, atau panas dari benda lain. Hal ini bisa menyebabkan false alarm.
Jangkauan deteksinya terbatas, biasanya hanya beberapa meter.
Meskipun ada sensor lain seperti sensor suhu (misalnya termokopel) atau sensor asap, sensor deteksi api IR adalah pilihan yang paling spesifik dan efektif untuk mendeteksi nyala api secara langsung.
Komentar
Posting Komentar